Mainan perasaan tak mungkin dapat kita lawan sedangkan kita sendiri tau yang lain orang lainlah dugaan yang Allah turunkan. Kadang-kadang hati tetap berkata, kenapa, kenapa, kenapa... Bila tersedar barulah diungkap Alhamdulillah. Selalu lalai, selalu lupa.
Hati meronta melihat kebahagiaan orang lain. Tapi adakah kita tau di sebalik kegembiraan itu apakah jenis kesedihan, keperitan dan kesakitan yang mereka lalui?
Gembira melihat kebahagiaan orang lain. Tak mungkin dapat I rasa sama macam yang mereka rasa. Betul, ada lagi cita-cita dan mimpi yang yang belum dapat ku capai. Bahagia tengok orang lain dapat mencapai apa kemahuan mereka. Sedangkan diri belum lagi merasai nikmat itu.
Suka, melihat perkahwinan orang. Suka, melihat rakan-rakan mengandung dan berperut comel. Suka, melihat mereka menyambut kelahiran anak. Suka, melihat rakan-rakan mengendong anak-anak mereka. Tapi, siapalah diri ini untuk merasai semua nikmat itu. Belum diizinkan Allah. Pasti ada rancangan lain lebih hebat untukku.
Kegagalan yang lepas masih dirasai. Kesakitan yang lalu masih berdarah. Akan dapatkah ku rasa kebahagiaan yang selalu dimimpikan itu?
Rasa gembira dan bahagia jika mempunyai anak sangat dinantikan selama ini. Tapi diri ini masih belum mampu, barangkali, untuk memiliki insan halus itu di dalam rahimku, seterusnya di dalam dakapanku, seterusnya di dalam jiwa ragaku dan kehidupanku sampai bila-bila.
Mungkin belum masanya untukku dan SiDia..
Semoga rancangan kami seterusnya berjalan lancar, dipermudahkan segalanya dunia dan akhirat. Tidak ada jodoh kalau tidak dicari. Jika sudah bertemu, hargailah dengan sepenuh hati. Jangankan hanya ungkapan, "Saya sayang awak..." bermain di pinggir bibir. Walaupun ketakutan, trauma yang lalu melanda diriku tapi SiDia tetap tabah dan redha. Memang SiDia dilindungi Allah untuk menjadi kuat... Lalu, diriku yang lemah ini menjadi kagum terhadapnya.
"Semoga doa semua diangkat lalu Allah makbulkan.
Semoga kekal sehingga ke syurga.
Tinggalkan yang lalu.
Kita mula hidup baru."
Selalu doa ini dibisikkan olehnya kepadaku. Tak putus.. Bersama airmata lemahku yang juga tidak pernah putus bila mendengar ungkapan ini.
Mampukah diriku?
"MAMPU!" bentaknya meyakinkan diri yang lemah ini..
Kenapa diriku masih lemah...?
Ya Allah, permudahkanlah.
Perkenankanlah.
I really want to be with you, till the end of our lives, till Jannah. No one else, but you. Show me what is happiness as you always whispered in my ears. Let us walk through the pain together, let us wipe our own tears and let us share the affliction together. No worry about others, they can see us, they can talk to us and they can guide us but they can never get what we feel inside. All the promises were tied together into our hearts. Don't ever loose it for others to see through what's inside. Because us, we meant to be together as long as we communicate well, full of patience, and being in love like we're just only knew each other yesterday :)
insya Allah... |
No comments:
Post a Comment